Features





“ Emak, aku ingin jadi seperti Bambang Pamungkas”

                Wanita berusia akhir tiga puluh tahunan itu nampak terlihat lesu dan tak bersemangat. Raut wajahnyapun nampak menggambarkan suasana hatinya yang sedang dirundung duka. Sementara itu di tangannya ia menggenggam erat, sebuah pigura berukuran sedang yang menampilkan foto seorang anak laki – laki memakai baju seragam merah putih. Anak itu nampak tersenyum ceria dan polos.  Disampingnya, Sang Suami mencoba memberikan rangkulan yang diharapkan dapat menghangatkan perasaan istrinya. Meskipun sebenarnya, ia pun nampak tak kalah sedih dari Sang istri.
                Romlah (37), kehilangan anaknya pada hari Rabu Siang, setelah sang anak pamit untuk bermain permainan kesukaannnya, yaitu sepak bola, bersama beberapa temannya, di lapangan sekitar rumah mereka. Bocah malang yang baru menginjak usia tujuh tahun itu, menghilang setelah pergi terpisah dari teman – temannya, untuk mengambil bola yang menggelinding jauh dari lapangan.(Rabu/24/08 di daerah  Rawa Buntu, Kota Serpong, Tangsel.
                “ Danu sangat menyukai sepak bola.” Ucap Sutarno, Sang Ayah. Matanya, nampak menerawang seperti sedang mengingat anak laki – lakinya itu.  Hampir setiap hari, ia selalu bermain sepak bola. Bahkan, pada suatu hari, pernah sekali Danu meminta di sekolahkan sepak bola. “ Tetapi, saya ini hanya seorang kuli bangunan. Untuk keperluan sekolahnya saja saya masih serba pas – pasan.” Ucap sutarno dengan nada bicara menyesal. Meskipun tahu bahwa  sang ayah tak dapat menyekolahkannya untuk sepak bola, namun danu tak pernah menghentikan mimpinya. Setiap hari, ia selalu berlatih bermain sepak bola sendiri. Contohnya, dengan bermain bersama teman – temannya. Sementara, teman – teman seprmainannyapun mengatakan bahwa permainan sepak bola Danu memang baik. Ia sering kali menyumbangkan gol.
                “ Saya sendiripun, tak bisa membantu Danu banyak untuk mengejar mimpinya. Saya hanya mengabulkan satu permintaannya. Namun, baru saja ingin memberikan hadiah padanya, Danu sudah menghilang.” Ungkap Sang Ibu, yang kemudian mulai terisak. Sementara itu, nampak sebuah baju seragam sepak bola, bernama punggung “Bambang Pamungkas” tergantung di salah sudut dinding rumah mereka. Baju tersebut nampak masih bersih dan baru.
                Romlah awalnya tak mengerti, siapa itu Bambang Pamungkas. Sementara ia hanya seorang ibu rumah tangga biasa, yang juga sesekali menerima permintaan mencuci baju di rumahnya. Namun, Romlah terus memikirkan permintaan anaknya itu,, beberapa hari sebelum hilangnya Danu. Hingga akhirnya, ia dapat membeli baju seragam sepak bola berwarna merah menyala itu. Romlah berpikir, mungkin itu sebagai salah satu firasat, akan menghilangnya Danu.
“ Suatu hari, Danu berkata pada saya, Emak Saya ingin baju yang sama seperti yang dikenakan Bambang Pamungkas. Saya ingin menjadi pemain sepak bola yang hebat, seperti Bambang Pamungkas. “ jelas Romlah, mengingat ucapan anaknya itu. Di sela isak tangisnya yang kian memuncak.
  Sementara itu, Kapolda Serpong, masih terus berupaya untuk mengerahkan beberapa jajarannya, untuk mencari bocah malang bernama Danu, tersebut. Hingga seminggu hilangnya korban, belum ada tanda - tanda adanya keberadaan korban secara pasti.

Komentar

Postingan Populer